Profil Desa Sirongge

Ketahui informasi secara rinci Desa Sirongge mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Sirongge

Tentang Kami

Jelajahi profil Desa Sirongge, Kecamatan Pandanarum, Banjarnegara. Temukan potensi pertanian kopi dan hasil bumi lainnya, kondisi geografis dataran tinggi, demografi, serta upaya dan tantangan pembangunan desa di jantung Jawa Tengah.

  • Sentra Pertanian Dataran Tinggi

    Wilayah ini menjadi pusat pertanian komoditas bernilai ekonomis seperti kopi, kapulaga, dan hasil kayu, yang menjadi tulang punggung perekonomian lokal.

  • Keterbatasan Infrastruktur

    Kondisi jalan yang belum optimal, terutama ruas Pringamba-Sirongge, menjadi tantangan utama yang menghambat akses ekonomi, pendidikan, dan layanan kesehatan.

  • Komunitas Aktif dan Berdaya

    Masyarakat Desa Sirongge menunjukkan partisipasi aktif dalam perencanaan pembangunan (Musrenbangdes) dan program sosial seperti penanganan stunting, menandakan adanya modal sosial yang kuat.

Pasang Disini

Desa Sirongge, sebuah wilayah administratif di Kecamatan Pandanarum, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, secara perlahan menunjukkan signifikansinya sebagai salah satu kantong produksi pertanian penting di kawasan dataran tinggi. Berada di lokasi yang cukup terpencil, desa ini menyimpan potensi besar, terutama pada sektor perkebunan kopi dan hasil bumi lainnya, yang menjadi motor penggerak utama kehidupan ekonomi warganya. Namun seperti banyak desa di wilayah pegunungan lainnya, Sirongge juga menghadapi serangkaian tantangan, khususnya terkait infrastruktur, yang memengaruhi konektivitas dan laju pembangunannya.Profil ini mengupas secara mendalam berbagai aspek Desa Sirongge, dari kondisi geografis dan demografi hingga dinamika ekonomi, sosial dan pemerintahan. Dengan memadukan data statistik dan informasi faktual, gambaran utuh mengenai desa ini dapat tersaji secara objektif, menyoroti kekuatan sekaligus area yang memerlukan perhatian lebih lanjut untuk pembangunan berkelanjutan.

Kondisi Geografis dan Wilayah Administratif

Secara geografis, Desa Sirongge terletak di kawasan perbukitan yang merupakan ciri khas Kecamatan Pandanarum. Topografi wilayahnya didominasi oleh lereng dengan ketinggian yang signifikan di atas permukaan laut, menciptakan iklim sejuk yang sangat ideal untuk budidaya tanaman perkebunan tertentu. Lokasinya yang berada di bagian utara Kabupaten Banjarnegara membuat desa ini memiliki akses yang lebih dekat ke perbatasan dengan kabupaten lain, namun juga menempatkannya cukup jauh dari pusat pemerintahan kabupaten di Kota Banjarnegara.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banjarnegara dalam publikasi "Kecamatan Pandanarum Dalam Angka", Desa Sirongge memiliki luas wilayah sekitar 1,36 kilometer persegi atau 136,05 hektar. Luas ini menempatkannya sebagai salah satu desa dengan cakupan wilayah yang tidak terlalu besar di Kecamatan Pandanarum.Secara administratif, Desa Sirongge berbatasan langsung dengan desa-desa lain di dalam maupun di luar kecamatan. Batas-batas wilayahnya meliputi:

  • Sebelah Utara: Berbatasan dengan wilayah Kecamatan Kalibening.

  • Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Lawen.

  • Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Desa Pringamba.

  • Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Beji.

Batas-batas ini tidak hanya bersifat administratif tetapi juga membentuk interaksi sosial dan ekonomi antarwarga desa. Akses utama yang menghubungkan Sirongge dengan desa tetangga, seperti ruas jalan Pringamba-Sirongge, memegang peranan vital bagi mobilitas penduduk dan barang.

Demografi dan Struktur Kependudukan

Menurut data kependudukan yang dirilis pemerintah desa dan diperkuat oleh data statistik sektoral, jumlah penduduk Desa Sirongge tercatat sekitar 624 jiwa. Angka ini terdiri dari populasi laki-laki dan perempuan yang relatif seimbang. Dengan luas wilayah 1,36 km², maka kepadatan penduduk di Desa Sirongge mencapai sekitar 458 jiwa per kilometer persegi. Angka kepadatan ini menunjukkan tingkat pemusatan penduduk yang cukup moderat, di mana permukiman warga tersebar di beberapa dusun, salah satunya ialah Dusun Deles.Struktur penduduk berdasarkan mata pencaharian didominasi oleh sektor pertanian dalam arti luas, mencakup petani pemilik lahan, buruh tani, dan pekebun. Generasi muda di desa ini menghadapi tantangan yang sama seperti daerah pedesaan lainnya, yaitu pilihan antara melanjutkan usaha pertanian keluarga atau mencari peluang kerja di sektor lain di perkotaan.Pemerintah desa secara aktif melakukan pendataan dan pemutakhiran data kependudukan sebagai dasar perencanaan program. Berbagai program sosial, seperti penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa dan program penanganan stunting, menjadikan data demografi yang akurat sebagai acuan utama. Upaya "Rembug Stunting" yang pernah diselenggarakan menunjukkan kesadaran pemerintah dan masyarakat akan pentingnya kualitas sumber daya manusia sejak dini.

Perekonomian Desa Berbasis Pertanian Unggulan

Tulang punggung perekonomian Desa Sirongge yaitu sektor pertanian dan perkebunan. Iklim mikro dan kesuburan tanah di wilayah ini sangat mendukung pengembangan komoditas bernilai tinggi. Potensi unggulan yang menjadi andalan utama masyarakat setempat merupakan kopi, kapulaga, dan tanaman kayu seperti albasia.Tanaman kopi, yang dibudidayakan di lereng-lereng perbukitan, menjadi sumber pendapatan signifikan bagi banyak keluarga. Jenis kopi yang dikembangkan memiliki karakteristik khas dataran tinggi yang diminati pasar. Selain kopi, kapulaga juga menjadi komoditas penting yang ditanam sebagai tanaman sela di antara pepohonan besar, memberikan pendapatan tambahan bagi petani. Hasil hutan rakyat seperti kayu albasia dan pinus turut menyumbang pada perputaran ekonomi desa.Di luar perkebunan, sektor pertanian tanaman pangan seperti padi, jagung, dan ubi kayu juga dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan subsisten maupun untuk dijual ke pasar lokal. Sektor peternakan, meskipun dalam skala yang lebih kecil, juga ada di tengah masyarakat, meliputi ternak kambing dan sapi yang dipelihara secara tradisional. Kehadiran industri rumah tangga (home industry) seperti produksi gula aren dan kerajinan sapu memberikan diversifikasi sumber pendapatan, meskipun skalanya masih terbatas.

Infrastruktur dan Aksesibilitas

Salah satu isu paling krusial yang dihadapi Desa Sirongge ialah kondisi infrastruktur, terutama akses jalan. Ruas jalan yang menghubungkan Sirongge dengan desa-desa lain, khususnya jalur Pringamba-Sirongge, seringkali menjadi keluhan utama masyarakat. Kondisi jalan yang rusak parah menjadi penghambat serius bagi kelancaran aktivitas ekonomi, pendidikan, dan akses layanan kesehatan.Dalam sebuah sesi reses Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Banjarnegara pada pertengahan Juni 2025, isu ini menjadi sorotan utama. Arif Budi Waluyo, Anggota Komisi 3 DPRD, menegaskan bahwa kondisi infrastruktur jalan di Kecamatan Pandanarum, termasuk yang menuju Sirongge, sangat memprihatinkan dan harus menjadi prioritas pembangunan. "Warga sudah lama mengeluhkan hal ini. Akses jalan yang buruk menghambat mobilitas warga untuk membawa hasil panen ke pasar dan menyulitkan anak-anak pergi ke sekolah," ungkapnya, menegaskan urgensi perbaikan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Banjarnegara.Di sisi lain, infrastruktur dasar seperti listrik dan jaringan komunikasi sudah tersedia, meskipun kualitas sinyal telekomunikasi di beberapa titik mungkin masih belum optimal karena kondisi geografis perbukitan. Fasilitas pendidikan dasar seperti Sekolah Dasar (SD) telah ada di tingkat desa, namun untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi, siswa harus menempuh perjalanan ke pusat kecamatan atau wilayah lain, yang kembali lagi terhambat oleh kondisi jalan. Fasilitas kesehatan di tingkat desa umumnya berupa Poskesdes atau Posyandu yang beroperasi secara periodik, dengan pusat layanan kesehatan yang lebih lengkap berada di ibu kota kecamatan.

Pemerintahan dan Kehidupan Sosial Masyarakat

Pemerintahan Desa Sirongge berjalan aktif di bawah kepemimpinan seorang Kepala Desa yang dibantu oleh jajaran perangkat desa. Berdasarkan informasi dari situs resmi desa, struktur pemerintahan telah terbentuk, mencakup sekretaris desa, kepala urusan (kaur), dan kepala seksi (kasi) yang membidangi perencanaan, keuangan, pemerintahan, dan kesejahteraan.Transparansi dan partisipasi publik menjadi fokus dalam tata kelola pemerintahan. Hal ini tecermin dari penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa (Musrenbangdes) yang rutin digelar setiap tahun untuk menyusun Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes). Forum ini menjadi wadah bagi masyarakat untuk menyampaikan aspirasi dan usulan program pembangunan, memastikan bahwa alokasi dana desa sesuai dengan kebutuhan riil warga.Kehidupan sosial masyarakatnya diwarnai oleh semangat gotong royong dan kebersamaan yang masih kental. Kegiatan kemasyarakatan, baik yang bersifat seremonial keagamaan maupun kerja bakti, menjadi perekat hubungan sosial antarwarga. Kehadiran Bintara Pembina Desa (Babinsa) dari Koramil setempat juga turut memperkuat sinergi antara aparat kewilayahan dan pemerintah desa dalam menjaga keamanan dan melakukan pendataan teritorial.

Potensi dan Tantangan Pembangunan Masa Depan

Menatap ke depan, Desa Sirongge memiliki jalur yang jelas antara potensi yang bisa dikembangkan dan tantangan yang harus diatasi. Potensi terbesarnya tidak diragukan lagi terletak pada sektor pertanian dan perkebunan. Penguatan merek "Kopi Sirongge" serta peningkatan kapasitas petani dalam hal pengolahan pascapanen dapat meningkatkan nilai jual komoditas ini secara signifikan. Pengembangan agrowisata berbasis kebun kopi dan panorama alam perbukitan juga menjadi peluang yang menjanjikan, asalkan didukung oleh infrastruktur yang memadai.Namun, semua potensi tersebut akan sulit terwujud secara optimal tanpa mengatasi tantangan utama, yaitu aksesibilitas. Perbaikan ruas jalan Pringamba-Sirongge dan jalur-jalur vital lainnya merupakan prasyarat mutlak. Infrastruktur yang baik tidak hanya akan melancarkan distribusi hasil bumi dan menekan biaya logistik, tetapi juga membuka akses yang lebih luas terhadap pendidikan berkualitas, layanan kesehatan yang lebih baik, dan peluang ekonomi baru bagi generasi muda.Pemerintah Desa Sirongge, didukung oleh pemerintah kabupaten dan para pemangku kepentingan, perlu terus mendorong prioritas pembangunan infrastruktur sambil secara paralel memperkuat kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaan ekonomi lokal. Dengan demikian, Desa Sirongge dapat bertransformasi dari desa agraris yang terpencil menjadi sentra agribisnis yang maju dan berdaya saing di Kabupaten Banjarnegara.